Senin, 15 Juli 2013

Bermain = Belajar, dimanapun kau suka

      Salah satu alasan orang tua menyekolahkan anaknya terlalu dini adalah karena alasan sosialisasi, entah mengapa hal ini marak dijadikan momok bagi para orang tua. Bagi saya pribadi sangat bersyukur dengan bakat alaminya Fachry, dimana saya justru was-was apabila ia terlalu terekspos dengan orang asing di usianya yang baru 3 tahun 3 bulan ini. Mengapa? karena Fachry tipikal anak yang gemar bergaul, mudah beradaptasi, dan nurut diajak siapa saja MESKIPUN TIDAK PERGI KE SEKOLAH.
      Pagi ini saya ada janji dengan teman sesama owner online shop untuk ke stand bazar yang kami ikuti, berhubung Pacin (panggilan sayang kami untuk papa tercinta) banyak kerjaan akhirnya kami naik taksi. Tidak lupa saya suruh Fachry membawa si Momon (tas Skiphopnya yang bergambar monyet) dan mengisin
bersama kak Sandi dipinggir jalan lomba memasang puzzle
ya dengan beberapa cergam Orin favorit, beberapa origami pesawat, semata-mata agar ia tidak bosan nanti disana. Ternyata teman saya mengajak serta dua anak lelakinya, yang satu usia TK dan satunya usia kelas 3 SD. Kak Rizky dan Kak Sandy. Fachry germbira sekali bertemu mereka berdua. Meski sempat terjadi insiden pertengkaran antara Fachry dan Kak Rizky tapi dapat berakhir dengan indah, Fachry meminta maaf pada si Kakak. Hahahhaaa...bertengkar tapi dipisah sebentar dah kangen.
ikut-ikutan Kak sandi n kak Rizky beli tasbih buat kalungan, pilih sendiri yang warna putih
        Di BG Junction mall saat mama sibuk berbenah barang-barang dagangan, Fachry asyik berlari kesana kemari, berkejar-kejaran dengan temannya, lalu sempat ke toilet pria dibantu dua kakak tersebut, bermain cepat-cepatan memasang puzzle, bermain mobil-mobilan, melihat-lihat buku cergamnya, main pesawat-pesawatan origami, dan akhirnya membeli buku mewarnai dan oil pastel. Selama ini dia kurang suka corat coret, sudah dibelikan pensil warna Fiber castell tapi gak pernah dipake sampe pada hilang dan rusak. maka saya coba menggantinya dengan crayon, ternyata lumayan tertarik. Apalagi kakak-kakak itu mencontohkannya. Ternyata belajar bisa dimana saja.
di taksi tetep penasaran sama buku barunya
       Dalam hal mewarnai ini saya jadi tahu karakter anak saya, apabila saya koreksi cara pegang alatnya atau cara mewarnainya ia terlalu gengsi untuk mengikuti dan berakhir pada rasa enggan melanjutkannya. Saya yang gatel pengen ngajarin ditantang untuk sejenak keep silent dan membiarkannya mengeksplorasi gayanya sendiri. Hari ini masih gagal, saya pun keceplosan untuk  mengoreksinya. Dia pun segera merespon dengan kalimat "keliru lagi, keliru lagi, mama aja deh" Oh No...maaf ya sayang janji besok mam ga ikut campur dulu deh.
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar